PKS Siap Menuju 3 Besar

Selasa, 13 Maret 2012

Nama Keadilan Laris Manis

Oleh Ikhwanul Kiram Mashuri*


Nama `keadilan' kini tampaknya laris manis di negara-negara berpenduduk mayoritas Muslim. Terutama, di negara-negara Arab pada musim revolusi (al tsaurat al `arabiyah) sekarang ini. Yang terakhir ini media Barat sering menyebutnya sebagai the Arab Spring. Media Arab menerjemahkannya dengan al rabii' al `Arabi. Bahasa Indonesianya adalah musim semi.

Saya tidak tahu apa hubungan musim semi dengan revolusi. Mungkin penamaan musim semi diartikan sebagai “harapan lebih baik“. Yakni, agar revolusi yang terjadi di Arab sekarang ini membawa harapan lebih baik kepada rakyat. Lalu, apa hubungan musim semi dan revolusi dengan keadilan?

Tentu bukan suatu kebetulan bila partai Islam di sejumlah negara mayoritas Muslim membawa embel-embel `keadilan' dalam gerakan politik mereka. Di Turki dan Maroko, ada Partai Keadilan dan Pembangunan. Di Mesir, Ikhwanul Muslimin menamai partai mereka dengan Partai Kebebasan dan Keadilan. Di tiga negara ini, partai-partai tersebut telah memenangkan pemilu secara demokratis. Artinya, partai `keadilan' laris manis dipilih mayoritas rakyat. Sedangkan, di Indonesia ada Partai Keadilan yang kemudian berubah menjadi Partai Keadilan Sejahtera.

Yang menarik disimak dari partai-partai Islam di Timur Tengah yang membawa embel-embel `keadilan', hampir semuanya tak menonjolkan simbol-simbol Islam. Bahkan, Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan dan Partai Keadilan dan Pembangunan lebih mengemukakan nilainilai universal. Sebut misalnya mengenai kebebasan ibadah, kebebasan berpikir, kebebasan ekonomi, kebebasan individu, kesamaan sosial, kesejahteraan masyarakat, antikorupsi, penghormatan terhadap hukum dan undang-undang, serta keadilan buat semua orang.

Nilai-nilai ini ia anggap lebih penting dari sekadar bicara tentang keharusan memelihara jenggot, sidang parlemen harus berhenti ketika mendengar azan, penghapusan pengajaran bahasa Inggris di sekolah-sekolah karena dianggap bahasa orang kafir, pelarangan musik pop, serta penghancuran patung Mustafa Kemal Ataturk. Kalaupun ia mempersoalkan larangan berjilbab di kantor-kantor pemerintah lebih karena hal itu melanggar HAM dan prinsip-prinsip sekularisme yang dianut oleh Turki.

Di tangan Erdogan dan Partai Keadilan dan Pembangunan, ternyata Turki maju pesat dan sejahtera melebihi masa sebelumnya sejak Mustafa Kemal Ataturk mendeklarasikan Turki sebagai republik sekuler pada 1923. Baik kemajuan di bidang ekonomi, sosial-budaya, pendidikan, maupun sarana dan prasarana.

Di bawah kendali Erdogan, angka pengangguran dan kemiskinan juga berkurang drastis.
Demikian juga penyakit asusila. Prostitusi dilarang, namun kaum perempuan diberi pekerjaan lebih terhormat. Korupsi dijadikan musuh utama bersama.

Di dunia internasional, Erdogan membawa Turki menjadi anggota Masyarakat Ekonomi Eropa dan anggota NATO (pakta pertahanan atlantik utara). Diplomasi Turki juga sangat agresif untuk menjalin hubungan baik yang saling menguntungkan dengan berbagai negara. Bahkan, Turki merupakan sedikit negara Islam yang mempunyai hubungan diplomatik dengan Israel. Namun, hal itu tidak menghalanginya untuk tegas menghukum pelanggaran oleh bangsa Yahudi itu.

Prestasi Erdogan dan pemerintahannya ternyata bukan hanya diapresiasi oleh rakyat Turki yang memilihnya hingga tiga periode. Namun, juga dijadikan model sebagai pemerintahan yang Islami oleh berbagai kalangan, utamanya oleh negara-negara Arab yang baru menjalankan sistem demokrasi. Nama “keadilan“ pun mereka adopsi sebagai nama partai-partai Islam yang kini baru saja memenangkan pemilu di sejumlah negara Arab.

Ya, “kiblat“ itu adalah Turki Erdogani. Bukan negara Islam lain. Dalam sejarah dunia Islam kontemporer, ada empat rujukan yang sering dikatakan sebagai negara Islam. Yaitu, Republik Islam Iran, Republik Islam Pakistan, dan Afghanistan pada masa Taliban dengan nama The Islamic Emirate of Afghanistan. Satu lagi adalah Kerajaan Arab Saudi. Yang terakhir ini meskipun tak menggunakan nama Islam, undang-undang dan hukumnya menggunakan syariat. Karena itu, berbagai kalangan sering menyebutkannya sebagai negara Islam.

Sedangkan Turki, secara formal adalah negara sekuler. Namun, sejak Partai Keadilan dan Pembangunan berkuasa, Erdogan berhasil mengislamkan Turki. Bagi Erdogan, tampaknya isi lebih penting daripada kulit. Substansi lebih penting daripada sekadar simbol-simbol. Perbuatan lebih bermakna dari sekadar kata-kata.

Kata “keadilan“ yang diadopsi oleh partai-partai Islam tentu bukan sekadar nama. Ia diharapkan bisa membawa perubahan kehidupan yang lebih baik dan Islami bagi rakyat.[]


*REPUBLIKA (Resonansi, 12/3/12)

____________________
*Tentang Penulis:

Ikhwanul Kiram Mashuri - Sejak lulus dari Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir, pria kelahiran Kediri, 5 August 1958 ini memutuskan menggeluti dunia jurnalistik. Kini ia menjadi wartawan senior Harian Republika. Di sela-sela tugasnya sehari-hari sebagai Direktur News dan Konten di Grup Republika, mantan pemred Harian Republika yang juga alumi Pondok Pesantren Modern Gontor ini kerap memberikan siraman rohani, baik di kalangan internal maupun masyarakat luar.
Read more »

Selasa, 06 Maret 2012

Pemilu 2014, PKS Targetkan Masuk Tiga Besar

JAKARTA – Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menargetkan pada Pemilu 2014 mendatang masuk sebagai partai tiga besar. Oleh sebab itu pihaknya terus mengkonsolidasikan diri untuk menwujudkan sebagai partai pemenang tiga besar nantinya. Konsolidasi itu antara lain dengan digelarnya Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) yang sedang berlangsung di Jakarta saat ini.
Menurut Sekjen Dewan Pengurus Pusat (DPP) PKS Anis Matta, Rakornas itu untuk menetapkan tahun 2012 sebagai tahun mobilisasi kekuatan menuju Pemilu 2014 mendatang.

”Ini adalah Rakornas untuk menetapkan tahun 2012 sebagai tahun mobilisasi buat PKS karena kita ingin masuk ketiga besar,” ujar Anis kepada wartawan di sela-sela Rakornas di Hotel Bidakara, Jakarta, Selasa (6/3/2012).

Lanjut Anis, sejak awal tahun 2012 ini pihaknya mulai melakukan kerja-kerja dalam rangka pemenangan Pemilu 2014 yang akan datang. “Jadi dari tahun ini kita mulai ekspansi dan mulai kerja-kerja pemenangan Pemilu,” kata dia.

Rakornas kali ini merupakan rangkaian Rakornas ketiga. Sebelumnya hal serupa juga sempat di gelar di Bandung, Makassar dan Rakornas terakhir akan digelar di Medan, Sumatera Utara.

“Nanti, Insyaallah Rakornas ini akan diadakan diempat zona pertama, Bandung, Makassar, Jakarta, setelah ini Insyaallah Surabaya, dan nanti terakhir di Medan,” pungkasnya.
Read more »

Rabu, 14 Desember 2011

Zaitun: Tidak Cukup Hanya Menjadi Seorang Istri

PADANG PARIAMAN, SO--Dewasa ini menjadi seorang istri saja tidaklah cukup, tetapi mesti dilengkapi dengan berbagai kemampuan yang bermanfaat bagi keluarga. 

Kaum ibu tidak hanya menjadi istri bagi suami tetapi juga ibu dari anak-anaknya. Sebagai ibu yang baik mesti bisa memberikan contoh teladan bagi anak-anak karena rumah tangga adalah sekolah pertama mereka.
 
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Padang Pariaman, Zaitun SPd mengemukakan hal itu dalam acara pertemuan silaturrahim Majelis Taklim Al-Kiramah Kecamatan Batang Gasan di Korong Koto Muaro, Nagari Gasan Gadang, Kecamatan Batang Gasan, Selasa (13/12).
 
Acara yang dimaksudkan untuk memperingati pergantian tahun hijriah dan hari ibu itu juga dihadiri Walinagari Gasan Gadang Harpianda, Walikorong Koto Muaro Agus Tamar dan mantan anggota DPRD Yardi SAg.
 
Menurut Zaitun, ibu sangat berperan dalam pendidikan anak-anak. Oleh karena itu, seorang ibu harus bersikap tegas dengan mengajarkan sopan-santun, tata krama serta nilai-nilai Islami kepada anak-anak, ujar perempuan legislator Partai Keadilan Sejahtera (PKS) asal Sungai Limau ini.
 
Selain itu, lanjutnya, ibu hendaknya membekali diri dengan keterampilan yang nantinya berguna dalam keluarga. "Tidak cukup hadir rutin dalam majelis taklim, akan tetapi bagaimana penerapannya dalam kehidupan sehari-hari, itulah yang penting. Dalam penerapan nilai-nilai Islam misalnya, kita tidak perlu berkoar-koar. Apabila telah diterapkan dalam rumah tangga, maka dengan sendirinya bangsa ini akan baik."
 
Senada dengan Zaitun, Walinagari Batang Gasan Harpianda mengatakan, ibu-ibu majlis taklim jangan sampai menjadi miskin dan susah. Kaum ibu harus ikut berupaya meningkatkan ekonomi keluarga. Kalau bisa, buat koperasi yang nantinya dikelola untuk kesejahteraan bersama.
 
"Kami berharap agar majelis taklim tidak hanya sebagai ajang silaturahmi dan menambah pengetahuan Islam semata, tetapi juga harus bisa menjadi penunjang ekonomi keluarga. Saya tidak mau disalahkan oleh ibu-ibu jika menjadi miskin dan rumahtangga berantakan karena sering menghadiri undangan majlis taklim," papar Harpianda yang disambut gelak tawa dari peserta.
 
Membuat sebuah koperasi, lanjut Harpianda, tidaklah sulit. "Bila sudah ada izin maka bantuan pemerintah untuk koperasi bisa diambil. Di Kecamatan Batang Gasan memang sudah ada koperasi. Namun, karena jarak antara kantor dengan anggota terlalu jauh, akibatnya tidak terurus," imbuhnya.
 
Walinagari beserta masyarakat Batang Gasan mengharapkan Zaitun agar selalu menyampaikan informasi tentang pembinaan majlis taklim dan kelompok pemberdayaan masyarakat. Sebab, selaku anggota DPRD, Zaitun mereka anggap mengetahui banyak hal tentang informasi tersebut.
 
Dilaporkan: Ahmad Tosri - zast (Sumbaronline.com)
Read more »

TERGUSURNYA BUDAYA RAKYAT

Pelan tapi pasti, keragaman budaya daerah akan tinggal kenangan generasi selanjutnya. Anak-anak kita nanti mungkin hanya bisa menemui di museum-museum budaya bahwa pernah ada di Minang Kabau berbagai budaya lokal yang sudah punah. Gempuran hebat budaya asing dari segala penjuru saat ini telah berakibat negatif terhadap keberadaan budaya minang kabau khususnya Padang Pariaman.

Kekhawatiran ini bukan tanpa alasan. Salah seorang wakil rakyat Fraksi Partai Keadilan Sejahtera, Herizal Lazran melontarkan kerisauannya karena makin hilang berbagai kesenian daerah yang sebetulnya bisa menarik wisatawan. Hal ini disampaikan ketika menghadiri Latihan Tambua Tasa di Korong Sungai Pua, Tanjuang Mutuih, Nagari Koto Dalam, Kecamatan Padang sago belum lama ini.

“ Kesenian daerah seperti Tambua Tasa, rabab galuak dan lainnya, sudah tidak banyak orang yang tertarik. Para pemainnya sudah pada tua semua. Jika mereka meninggal, habislah generasi tersebut” ungkap Bapak yang kerap di panggil buya.

Herizal mengakui, selama ini memang belum ada keseriusan Eksekutif dan legislatif dalam menjadikan kesenian anak nagari sebagai bagian utama penarik wisatawan. “ Baik pemerintah maupun legislatif masih kurang perhatian terhadap ini. Belum ada anggaran khusus dalam menghidupkan kesenian tersebut, mungkin belum prioritas, apalagi sejak gempa 2009, Pemerimtah sibuk membagikan bantuan gempa” paparnya.

Agar terjadi regenerasi, lanjut Herizal, perlu di lakukan rekruting kepada yang muda-muda. Lakukan latihan berkala dan penjelasan pentingnya melestarikan budaya tersebut. Menanggapi hal itu, Lukman, salah seorang putra Sungai Pua, mengatakan bahwa upaya kearah itu sudah dilakukan. Selain latihan rutin tiap malam minggu, kelompok Tambua Tasa ini kerap juga diperlombakan. Bahkan tidak jarang mendapat juara satu dan dua. Mamang sebagian besar anggota tambua tasa masih di dominasi yang tua-tua, walaupun juga ada yang muda.

Lain hal nya Rabauk Galuak, sampai sekarang nyaris tidak ada penerusnya. Salah seorang generasi terakhir rabauk galuak, Abdullah (70), mengatakan bahwa sejak orgen tunggal masuk ke kampung-kampung, sudah mulai jarang panggilan untuk tampil. “Anak-anak tidak mau melanjutkan, meraka maunya orgen tunggal. Sejak orgen masuk, ba rabauk tidak lagi menjadi kerja utama, sekarang hanya menggarap sawah” sesal bapak yang kerap dipanggil kiau.

Tinggal bagaimana usaha kita, tambah Herizal, dalam meletarikan budaya ini ditingkatkan lagi. “Kehadiran saya malam ini juga sebagai upaya melestarikan budaya piaman laweh” tambahnya.

Dilaporkan oleh : Ahmad Tosri
Read more »

Minggu, 11 Desember 2011

Warga Sungai Sarik Pertanyakan Bantuan Gempa

PADANG PARIAMAN, SO--Warga masyarakat kampung Tanjung, Korong Bisati, Nagari Sungai Sarik, Kecamatan VII Koto, mempertanyakan apakah dana bantuan gempa 2009 lalu masih akan turun. Mereka mengaku cemas karena sudah dua tahun lebih pasca gempa, masih ada masyarakat yang belum mendapatkan, padahal sudah masuk data korban.
Keluhan itu dikemukakan Ali Gerai, seorang warga setempat, di sela-sela kunjungan anggota DPRD Padang Pariaman dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera, Herizal Lazran, kemarin.
Menanggapi hal itu, Herizal Lazran menjelaskan, semua bantuan gempa untuk korban gempa yang tercatat akan keluar, sekarang tengah di proses oleh petugas terkait. Herizal malah menawarkan agar data korban yang belum keluar di kumpulkan untuk dia bawa ke BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana - red).
"Semua yang tercatat di kecamatan akan keluar, masyarakat mohon bersabar. Kumpulkan saja data masyarakat yang belum, biar nanti saya tanyakan ke BNPB, di mana tersangkutnya," ujar Herizal.
Di samping keluhan di atas, masyarakat juga meminta agar Pemerintah Kabupaten Padang Pariaman hendaknya memperhatikan juga kesejahteraan guru-guru mengaji, garin serta pengurus masjid/mushalla secara lebih baik lagi. Jasa mereka untuk mengajarkan Al-Qur'an sangat besar. Mereka juga sama dengan para pegawai negeri lain yang juga punya tanggungan padahal pendapatan kecil.
"Kami berharap agar pemerintah juga memperhatikan insentif untuk para penghuni masjid/mushalla, guru mengaji dan pengurus masjid. Dengan merekalah anak-anak kita bebas dari buta huruf Al-Qur'an dan memahami ajaran Islam. Kalaulah tidak berlebih dari pegawai negeri, setidaknya mendekati, kami juga punya tanggungan sama seperti yang lain," ungkap Lukman Tk Sati, seorang ulama setempat.
Wakil rakyat asal Kecamatan Padang Sago ini mengatakan telah memperjuangkan hal ini di DPRD. Dalam pandangan Fraksi pun juga telah disampaikan pada Pemerintah agar menaikan anggaran untuk para guru mengaji. 

"Sekarang ini baru Rp,100.000/bulan dan dibagikan tiap enam bulan atau setahun karena anggaran terbatas. Herizal juga tengah mengupayakan agar menjadi Rp.300.000/ bulan," pungkasnya.
Read more »

Kamis, 08 Desember 2011

Gerhana Matahari Dan Bulan Dalam Tinjauan Syariat Serta Hukum Dan Cara Shalat Gerhana

Oleh: H. Abdullah Haidir, Lc*
Ketua MPW PKS Arab Saudi

Diberitakan bahwa pada Sabtu petang depan (10 Desember 2011) akan terjadi gerhana bulan total (Di Saudi sekita pukul 17.00, sedangkan di Indonesia antara pukul 18.00 hingga 24.00- Lihat link ini dan link ini). Secara ilmiah proses kejadian alam ini dapat dipelajari dan diketahui. Lalu bagaimana perspektif syariah memandangnya?

Berikut sedikit uraian tentang gerhana matahari atau bulan dalam tinjauan syariat. Semoga bermanfaat.



Istilah

Secara istilah, gerhana matahari dan bulan disebut dengan istilah kusuf (كسوف) atau khusuf (حسوف). Kedua kata tersebut merupakan sinonim yang berarti perubahan pada keduanya dan berkurangnya cahaya padanya. Secara sederhana kita mengartikannya dengan istilah: Gerhana.

Ada pula yang mengatakan bahwa istilah kusuf untuk matahari sehingga disebut 'kusuf asy-syams' (gerhana matahari) sedangkan khusuf untuk bulan, sehingga dikatakan 'khusuf al-qamar' (gerhana bulan).


Hikmah Dibalik Peristiwa Gerhana

Banyak cerita khurafat dan tahayyul beredar di masyarakat seputar terjadinya gerhana. Namun syariat telah menyatakan dengan tegas nilai-nilai yang terkandung dibalik terjadinya peristiwa tersebut. Di antaranya adalah:

1- Menunjukkan salah satu keagungan dan kekuasaan Allah Ta'ala yang Maha mengatur alam ini.

2- Untuk menimbulkan rasa gentar di hati setiap hamba atas kebesaran Allah Ta'ala dan azab-Nya bagi siapa yang tidak taat kepada-Nya.

Rasulullah saw bersabda,

إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ لاَ يَخْسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلاَ لِحَيَاتِهِ وَلَكِنَّهُمَا آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ فَإِذَا رَأَيْتُمُوهَا فَصَلُّوا (رواه البخاري

"Sesungguhnya matahari dan bulan tidak gerhana karena kematian seseorang atau karena kehidupannya. Akan tetapi keduanya merupakan tanda-tanda kebesaran Allah. Jika kalian menyaksikannya, maka hendaklah kalian shalat." (HR. Bukhari)

Dalam redaksi yang lain, Bukhari juga meriwayatkan,

إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ لاَ يَنْكَسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلاَ لِحَيَاتِهِ وَلَكِنَّ اللَّهَ تَعَالَى يُخَوِّفُ بِهَا عِبَادَهُ

"Sesungguhnya matahari dan bulan keduanya merupakan tanda-tanda kebesaran Allah, keduanya tidak gerhana karena kematian seseorang atau karena kehidupannya.. Akan tetapi Allah hendak membuat gentar para hamba-Nya." (HR. Bukhari)

Disamping hal ini juga mengingatkan seseorang dengan kejadian hari kiamat yang salah satu bentuknya adalah terjadinya gerhana dan menyatunya matahari dengan bulan, seperti Allah nyatakan dalam surat Al-Qiyamah: 8-9.

وَخَسَفَ الْقَمَرُ . وَجُمِعَ الشَّمْسُ وَالْقَمَرُ (سورة القيامة

"Dan apabila bulan telah hilang cahayanya. Dan Matahari dan bulan dikumpulkan." (QS. Al-Qiyamah: 8-9)

Shalat Gerhana

Islam mengajarkan umatnya untuk melakukan shalat apabila mereka menyaksikan peristiwa gerhana, baik matahari maupun bulan, sebagaimana diisyaratkan dalam hadits di atas, juga sebagaimana riwayat adanya perbuatan Rasulullah saw tentang hal tsb.

Para ulama menyimpulkan bahwa hukum shalat gerhana adalah sunah. Imam Nawawi rahimahullah menyatakan bahwa sunahnya shalat gerhana merupakan ijma ulama (Lihat: Syarah Muslim, 6/451). Ibnu Qudamah dan Ibnu Hajar menyatakan bahwa shalat gerhana merupakan sunnah mu'akkadah/sunah yang sangat ditekankan (Al-Mughni, 3/330, Fathul Bari, 2/527). Sebagian ulama bahkan menyatakan kewajiban shalat gerhana, karena Rasulullah saw melaksanakannya dan memerintahkannya. Ibnu Qayim menyatakan bahwa pendapat ini (wajibnya shalat gerhana) merupakan pendapat yang kuat. (Kitab Ash-Shalah, Ibnu Qayim, hal. 15).

Di sisi lain, karena jarang kaum muslimin yang mengenal dan melaksanakan shalat gerhana, maka dengan melakukannya maka dia akan mendapatkan keutamaan orang yang menghidupan sunah.

Adab Shalat Gerhana

1. Menghadirkan rasa takut kepada Allah saat terjadinya gerhana bulan dan matahari. Baik karena peristiwa tersebut mengingatkan kita akan tanda-tanda kejadian hari kiamat, atau karena takut azab Allah diturunkan akibat dosa-dosa yang dilakukan.

2. Mengingat apa yang pernah disaksikan Nabi saw dalam shalat Kusuf. Diriwayatkan bahwa dalam shalat kusuf, Rasulullah saw diperlihatkan oleh Allah surga dan neraka. Bahkan beliau ingin mengambil setangkai dahan dari surga untuk diperlihatkan kepada mereka. Beliau juga diperlihatkan berbagai bentuk azab yang ditimpakan kepada ahli neraka. Karena itu, dalam salah satu khutbahnya selesai shalat gerhana, beliau bersabda,

يَا أُمَّةَ مُحَمَّدٍ وَاللَّهِ لَوْ تَعْلَمُونَ مَا أَعْلَمُ لَضَحِكْتُمْ قَلِيلًا وَلبَكَيْتُمْ كَثِيرًا (متفق عليه

"Wahai umat Muhammad, demi Allah, jika kalian mengetahui apa yang aku ketahui, niscaya kalian akan sedikit tertawa dan banyak menangis." (Muttafa alaih)

3. Menyeru dengan panggilan "Asshalaatu Jaami'ah" . Maksunya adalah panggilan untuk melakukan shalat secara berjamaah. Aisyah meriwayatkan bahwa saat terjadi gerhana, Rasulullah saw memerintahkan untuk menyerukan "Ashshalaatu Jaami'ah" (HR. Abu Daud dan Nasa'i)

Tidak ada azan dan iqamah bagi shalat gerhana. Karena azan dan iqamah hanya berlaku pada shalat fardhu yang lima.

4. Disunahkan mengeraskan bacaan surat, baik shalatnya dilakukan pada siang atau malam hari. Hal tersebut dilakukan Rasulullah saw dalam shalat gerhana (Muttafaq alaih).

5. Shalat gerhana sunah dilakukan di masjid secara berjamaah. Rasulullah saw selalu melaksanakannya di masjid sebagaimana disebutkan dalam beberapa riwayat. Akan tetapi boleh juga dilakukan seorang diri. (Lihat: Al-Mughni, Ibnu Qudamah, 3/323)

6. Wanita boleh ikut shalat berjamaah di belakang barisan laki-laki. Diriwayatkan bahwa Aisyah dan Asma ikut shalat gerhana bersama Rasulullah saw. (HR. Bukhari).

7. Disunahkan memanjangkan bacaan surat. Diriwayatkan bahwa Rasulullah saw dalam shalat gerhana memanjangkan bacaannya. (Muttafaq alaih). Namun hendaknya tetap mempertimbangkan kemampuan dan kondisi jamaah.

8. Disunahkan menyampaikan khutbah setelah selesai shalat, berdasarkan perbuatan Nabi saw bahwa beliau setelah selesai shalat naik ke mimbar dan menyampaikan khutbah (HR. Nasa'i). Sejumlah ulama menguatkan bahwa khutbah yang disampaikan hanya sekali saja, tidak dua kali seperti shalat Jumat. Sebagian ulama menganggap tidak ada sunah khutbah selesai shalat. Akan tetapi petunjuk hadits lebih menguatkan disunahkannya khutbah setelah shalat gerhana. Wallahua'lam.

9. Dianjurkan memperbanyak istighfar, berzikir dan berdoa, bertakbir, memedekakan budak, shalat serta berlindung kepada Allah dari azab neraka dan azab kubur.

Tata Cara Shalat Gerhana

Pelaksanaan shalat gerhana agak berbeda dari shalat pada umumnya. Banyak yang tidak mengetahuinya karena jarang dilaksanakan dan tidak memiliki waktu yang tetap.

Shalat diawali seperti biasa dengan bertakbiratul ihram, lalu membaca doa istiftah, kemudian membaca ta'awwudz (a'uzubillahiminsyaitanirrajim), lalu membaca basmalah, kemudian membaca surat Al-Fatihah. Setelah itu, membaca surat yang panjang dengan mengeraskan suara.

Selesai membaca surat, melakukan ruku dengan panjang dan mengulang-ulang bacaan ruku. Selesai ruku bangkit dengan membaca Sami'allahu liman hamidah, kemudian membaca 'Rabbanaa walakal hamdu.

Setelah itu tidak sujud seperti shalat lainnya, melainkan membaca surat Al-Fatihah lagi, lalu membaca surat lagi yang berbeda dari sebelumnya. Kemudian ruku kembali dengan lama. Selesai ruku, bangkit kembali dengan membaca Sami'allahu liman hamidah, rabbanaa walakal hamdu. Selesai I'tidal, bertakbir untuk sujud. Lalu sujud dengan lama selama rukunya. Lalu dia bertakbir bangun dari sujud dan duduk di antara dua sujud dengan lama selama dia melakukan sujud, kemudian bertakbir lagi untuk sujud dengan lama.

Setelah itu bertakbir untuk bangkit dari sujud dan berdiri untuk rakaat kedua dan melakukan hal yang sama seperti pada rakaat pertama (dua kali membaca Al-Fatihah dan surat, dua kali ruku serta dua kali sujud).

Setelah itu melakukan tasyahhud dan bersalawat kepada Nabi saw. Kemudian menyudahi shalat dengan salam.

Kesimpulannya, shalat gerhana dalam satu rakaat, ada dua kali berdiri, dua kali membaca Al-Fatihah dan surat, dua kali ruku dan dua kali sujud.

Cara ini dijelaskan dalam hadits Aisyah radhiallahu anha ketika menjelaskan cara shalat gerhana yang dilakukan Rasulullah saw dalam hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim (muttafaq alaih). Dan cara inilah yang paling kuat dari perbedaan pendapat para ulama tentang hal tsb. Wallahua'lam.

Waktu Shalat Gerhana

Waktu shalat gerhana berlaku ketika proses gerhana mulai terjadi hingga gerhana selesai. Jika ketika shalat gerhananya selesai, maka lanjutkan shalat dengan mempercepat shalatnya. Jika selesai shalat gerhana, proses gerhana masih berlangsung, tidak perlu melanjutkan shalat lagi, cukup membaca doa dan istigfhar yang banyak. Jika tidak sempat shalat saat terjadi gerhana, maka tidak disunahkan melakukan qada atasnya.

Wallahu ta'ala A'lam bishshawab...(source: PKS Piyungan)



H. Abdullah Haidir, Lc
Riyadh, Muharram 1433H.
Read more »

Rabu, 07 Desember 2011

ALEG PKS JEMPUT ASPIRASI

Sebanyak 75 orang warga dan tokoh masyarakat dari 4 kecamatan yakni kecamatan Aur Malintang, Batang Gasan, Sei.Geringging, Sei.Limau penuhi ruang SKB kec. Sei. Limau,kemarin (6/12). Kehadiran utusan masyarakat tersebut tidak lain guna mendapatkan perkembangan terkini Padang Pariaman dan memberikan aspirasi pada aleg Dapil 1, Zaitun asal PKS. Hadir dalam kesempatan itu camat kec.sei.limau, Zaldi Arnas; ketua PKS Padang Pariaman,Budiman; calon wali nagari koto tinggi kuranji hilir, idwarman; calon wali nagari sungai sirah kuranji hulu, Syafaruddin.
Pertemuan yang diadakan sejak jam 10 sampai jam 3 sore, diawali kata ceramah singkat oleh ketua PKS Padang Pariaman, Budiman. Selanjutnya penyampaian informasi ke-padang pariamanan oleh Zaitun diakhiri dengan menjawab beberapa pertanyaan masyarakat. 
Dalam dialog tersebut terungkap bahwa masih banyak masyarakat yang punya kepedulian terhadap masalah Padang Pariaman, terbukti dari sebagian besar pertanyaan mengarah pada bagaimana pelayanan terhadap masyarakat ditingkatkan, dana bantuan gempa tahap berikutnya segera disalurkan buat semua.
Read more »

 

KABAR DPC

KIPRAH KEWANITAAN

KOLOM