PADANG PARIAMAN, SO--Warga
masyarakat kampung Tanjung, Korong Bisati, Nagari Sungai Sarik,
Kecamatan VII Koto, mempertanyakan apakah dana bantuan gempa 2009 lalu
masih akan turun. Mereka mengaku cemas karena sudah dua tahun lebih
pasca gempa, masih ada masyarakat yang belum mendapatkan, padahal sudah
masuk data korban.
Keluhan
itu dikemukakan Ali Gerai, seorang warga setempat, di sela-sela
kunjungan anggota DPRD Padang Pariaman dari Fraksi Partai Keadilan
Sejahtera, Herizal Lazran, kemarin.
Menanggapi
hal itu, Herizal Lazran menjelaskan, semua bantuan gempa untuk korban
gempa yang tercatat akan keluar, sekarang tengah di proses oleh petugas
terkait. Herizal malah menawarkan agar data korban yang belum keluar di
kumpulkan untuk dia bawa ke BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana -
red).
"Semua
yang tercatat di kecamatan akan keluar, masyarakat mohon bersabar.
Kumpulkan saja data masyarakat yang belum, biar nanti saya tanyakan ke
BNPB, di mana tersangkutnya," ujar Herizal.
Di
samping keluhan di atas, masyarakat juga meminta agar Pemerintah
Kabupaten Padang Pariaman hendaknya memperhatikan juga kesejahteraan
guru-guru mengaji, garin serta pengurus masjid/mushalla secara lebih
baik lagi. Jasa mereka untuk mengajarkan Al-Qur'an sangat besar. Mereka
juga sama dengan para pegawai negeri lain yang juga punya tanggungan
padahal pendapatan kecil.
"Kami
berharap agar pemerintah juga memperhatikan insentif untuk para
penghuni masjid/mushalla, guru mengaji dan pengurus masjid. Dengan
merekalah anak-anak kita bebas dari buta huruf Al-Qur'an dan memahami
ajaran Islam. Kalaulah tidak berlebih dari pegawai negeri, setidaknya
mendekati, kami juga punya tanggungan sama seperti yang lain," ungkap
Lukman Tk Sati, seorang ulama setempat.
Wakil
rakyat asal Kecamatan Padang Sago ini mengatakan telah memperjuangkan
hal ini di DPRD. Dalam pandangan Fraksi pun juga telah disampaikan pada
Pemerintah agar menaikan anggaran untuk para guru mengaji.
"Sekarang
ini baru Rp,100.000/bulan dan dibagikan tiap enam bulan atau setahun
karena anggaran terbatas. Herizal juga tengah mengupayakan agar menjadi
Rp.300.000/ bulan," pungkasnya.
0 komentar:
Posting Komentar